Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Serba-Serbi Penelitian Skripsi Part 4


Cobaan Bukan Hambatan

Melanjutkan cerita saya sebelumnya. Keberlanjutan skripsi saya masih sangat panjang. Tapi akan saya singkat dalam satu episode ini.
Setelah saya selesai mengambil data kurang lebih selama satu bulan, saya pun melaju ke tahap berikutnya yaitu pengolahan data dan penulisan skripsi. Berhubung setelah selesai pengambilan data bertepatan dengan bulan puasa maka pengolahan data saya pending dulu sampai libur lebaran. Dua minggu sebelum lebaran pun saya mudik ke kampung halaman dengan membawa seperangkat kuisioner dari 35 petani yang amat tebal. Hampir 50 persen kapasitas tas ransel saya hanya terisi oleh tumpukan kuisioner itu dan beberapa bahan seperti jurnal dan artikel. Libur lebaran hampir saya habiskan selama 5 minggu, 2 minggu sebelum lebaran dan 3 minggu setelah lebaran. Akan tetapi selama 5 minggu tersebut ternyata produktivitas kerja saya mengerjakan skripsi adalah nol besar. Bahan skripsi yang saya bawa termasuk kuisioner tersebut, selembar pun tidak tersentuh sama sekali.
Sebelum mudik, saya sempat menemui dosen saya. Dosen saya bilang kalau seminggu setelah lebaran akan melakukan studi banding ke Belanda selama 3 minggu. Dari situlah kemalasan saya muncul. Oleh karena itu selama mudik lebaran saya tidak menyentuh skripsi saya.
Setelah masa libur lebaran usai, saya pun kembali ke kampus untuk menyelesaikan skripsi. Sesampainya di kampus, dosen pembimbing memang belum pulang dari Belanda. Sesampainya di kampus selang 2 hari kemudian terjadi musibah yang sangat luar biasa. Laptop saya sering terkena “blue screen”. Menurut orang yang ahli komputer sih katanya sistemnya sudah terkena virus. Jadi pilihan utamanya adalah menginstal ulang. Hampir 3 kali saya melakukan instal ulang dan tidak ada perubahan yang signifikan pada laptop saya. Laptop saya masih suka mati mendadak dan lama proses loading masuk ke windowsnya. Setelah dikonsultasikan dengan orang yang ahli komputer, ternyata hardisk saya yang bermasalah. Akhirnya saya pun mencoba untuk mengganti hardisk. Setelah hardisk diganti, bukannya makin sehat laptop saya malah beberapa hari setelah ganti hardisk laptop saya tidak dapat dinyalakan. Bisa dibilang laptop saya mati total. Saya pun panik dan mencoba untuk menanyakan pada ahli komputer. Ternyata mainboard laptop saya rusak dan solusi yang bisa dilakukan adalah beli laptop baru karena memperbaiki mainboard yang rusak sama mahalnya dengan beli baru. Karena pada saat itu saya tidak ada alokasi dana untuk membeli laptop saya pun memutuskan untuk meminjam laptop teman saya yang sudah selesai skripsinya. Teman saya itu pun meminjamkan laptopnya kepada saya. Laptop teman saya tersebut saya gunakan sebagaimana mestinya. Beberapa setelah saya gunakan, tiba-tiba laptop teman saya mengalami hal yang sama seperti laptop saya sebelumnya yaitu tidak bisa dinyalakan. Saat itulah titik terendah yang pernah saya alami dimana semua perasaan terkumpul menjadi satu, bingung, sedih, putus asa, tanpa harapan dan menyesal. Semua perasaan itu terkumpul menjadi satu dan sempat membuat saya hampir putus asa dan ingin pulang kerumah. Apa yang terjadi pada laptop teman saya sama dengan apa yang terjadi pada laptop saya yaitu kerusakan mainboard. Saya mencoba untuk memperbaikinya. Saya pun diantar teman saya ke Mangga Dua dan Harco Mas di Jakarta Pusat. Saya pun mencoba ke dua lokasi itu dan ada satu tempat di Harco Mas yang dapat memperbaiki mainboard akan tetapi pada saat itu barang sedang kosong sehingga tidak dapat dikerjakan pada saat itu juga. Saya pun mencoba berjalan-jalan di seputaran Harco Mas dan dari jalan-jalan itu saya menemukan sebuah laptop dengan harga yang murah tapi berkualitas. Dari situ kemudian muncul lah solusi dari masalah yang saya hadapi yaitu saya harus membeli laptop baru. Kemudian saya berfikir, dari mana uang yang saya dapat? Tidak mungkin saya meminta kepada orang tua untuk membeli laptop. Akhirnya saya pun sadar bahwa saya masih memiliki beasiswa dari salah satu Bank Milik Negara yang nominalnya cukup besar dan cukup untuk membeli laptop tersebut. Karena beasiswa itu turun setiap sebulan sekali, saya pun memutuskan untuk meminjam uang teman saya dulu untuk membeli laptop dan akan saya baya uang pinjaman tersebut setiap bulan dari uang baeasiswa. Yah, dan akhirnya saya pun memiliki laptop baru.
Laptop baru semangat baru. Mulai saat itu, saya sadar bahwa saya tidak boleh menyia-nyiakan waktu yang ada. Saya harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Mulai saat itu juga saya rajin mengerjakan skripsi, mulai dari pengolahan data sampai penulisan skripsi. Terimakasih ya Allah engkau telah memberikan pertolongan melalui teman-temanku yang baik ini Arini Prihatin, Diki More Sari dan Syajaroh Duri. Mohon maaf kepada Arini prihatin atas kerusakan laptopnya dan saya berjanji akan memberbaikinya hingga seperti sedia kala.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar