Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Serba-Serbi Penelitian Skripsi Part 3

Tergantung...

Setelah tahap pendahuluan penelitian seperti kegiatan survei lapang dan penentuan lokasi telah selesai dijalankan maka langkah selanjutnya adalah tahap eksekusi. Setelah proposal di setujui oleh dosen pembimbing dan semua persiapan yang dibutuhkan sudah siap maka mahasiswa dapat melakukan kegiatan penelitian di lokasi penelitian. Selama melakukan penelitian ini, mahasiswa melakukan studi observasi untuk mengamati dan mengambil data primer maupun sekunder terkait dengan tujuan penelitiannya tersebut.
Nah selama tahap penelitian ini juga ada beberapa cerita menarik yang terjadi. Pengambilan data saya lakukan sekitar satu bulan dengan jumlah responden sebanyak 34 orang. Awalnya saya mencari keberadaan ketua gapoktan untuk mencari informasi siapa saja petani yang bisa saya jadikan responden. Kebetulan ketua gapoktan tersebut sangat mudah dicari karena ketua gapoktan ini terkenal di seluruh desa karena mantan kepala desa. Dari Beliau saya, memperoleh nama-nama petani jagung manis yang bisa diwawancara dan nama beberapa ketua kelompok tani di desa tersebut. Beliau sangat baik dan antusias sampai-sampai saya sampai disuruh ikutan makan siang dirumahnya. Bahkan pada saat pamit pulang pun, Beliau memberi oleh-oleh berupa buah pepaya dan jambu biji. Itu merupakan hasil kebun Beliau sendiri. Namun ada kejadian lucu yaitu pada saat berkunjung di rumah ketua gapoktan tersebut, si Bapak cerita panjang lebar mengenai kehidupan Beliau dari masa kanak-kanak sampai masa tuanya sekarang. Ceritanya sangat panjang sehingga tidak dapat saya ceritakan disini. Kebetulan pada saat itu saya berkunjung bersama satu orang teman saya. Niat kami bertanya tentang masalah jagung manis malah dijawab dengan curhatan si Bapak yang sangat panjang. Setelah cerita si Bapak selesai, kami melanjutkan wawancara dengan bapak sekaligus sebagai salah satu responden saya. Si Bapak tersebut kami wawancara berdasarkan kuisioner yang telah dibuat. Proses wawancara berlangsung seperti tanya jawab biasa. Yang jadi tidak biasa adalah jawaban dari si Bapak itu. Setiap saya ajukan pertanyaannya, jawabannya selalu diawali dengan kata “tergantung...”. Padahal sedari awal saya sudah menekankan jawaban yang diutarakan merupakan hasil pengalaman dari si Bapak itu, tetapi tetap saja jawabannya selalu diawali dengan kata “tergantung...”. kalimat itu terkesan segala sesuatunya berjalan pada kondisi yang berbeda-beda. Yah, akhirnya saya ikuti saja apa jawaban si Bapak walaupun dalam hati agak merasa jengkel karena kata “tergantung...”.
Kejadian lain yang cukup menarik adalah pada waktu saya mewawancara petani-petani adalah banyak yang megira saya adalah petugas dari dinas pertanian yang sedang bertugas survei di lokasi untuk medata petani yang akan mendapatkan bantuan. Beberapa petani sangat antusias menjawab pertanyaan saya. Sering kali di sela-sela wawancara petani tersebut berceletuk “Kalau Mas mau ngasih bantuan sih ya tidak apa-apa” kalau tidak pada awal wawancara selalu petani bertanya “mau dikasih bantuan ya Mas?”. Mungkin ini menunjukkan harapan petani di desa itu untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk pertanian mereka. Selain disangka petugas dari dinas pertanian, ada beberapa yang menyangka saya adalah pegawai bank yang akan menagih hutang atau kredit. Beberapa petani responden saya terutama yang merangkap sebagai tengkulak, menaruh rasa curiga dan terkesan ada rasa takut jika diwawancara. Rasa takut dan curiga itu terlihat dari mimik muka petani tersebut yang dan sikap yang agak tertutup sehingga dalam menjawab pertanyaan hanya secukupnya dan terkesan tidak ikhlas dalam menjawab.
Di lokasi penelitian saya menemukan beberapa kosa kata bahasa sunda baru terkait dengan bahasa budidaya jagung manis petani seperti “ngurug” atau pembumbunan, “ngremui” atau menyiangi, “melak” atau menanam dan sebagainya. Hampir rata-rata petani menjawab dalam bahsa sunda, sedangkan saya orang jawa tulen. Ya saya hanya mengandalkan kemampuan bahasa sunda sehari-hari hasil pengamatan selama tinggal di kampus dan mengandalkan bahasa tubuh petani. Ada satu orang petani yang sudah sangat tua dan tidak bisa sama sekali berbahasa Indonesis. Untung saja pada saat itu ada anak dari petani itu sedang dirumah. Akhirnya anak petani itu membantu saya sebagai translator. Saya juga baru tahu kalau “mukhtarom” itu sama artinya dengan “ustad”. Pada sat saya mencari petani, salah seorang petani responden saya menunjukkan salah satu petani yang melakukan budidaya jagung manis bernama “Pak Mukhtarom”. Saya pikir itu merupakan nama orang ternyata menunjukkan profesi bukan nama sebenarnya yaitu “Pak Ustad”.
Tidak semua menyenangkan dalam melakukan penelitian ini. Saya pun terkena musibah yaitu motor tergelincir di jalan. Pada saat itu hujan turun pada sore hari hingga malam. Saya pun terjebak di rumah salah seorang petani. Setelah hujan berhenti saya pun melanjutkan perjalanan pulang. Karena jalanan licin setelah hujan dan adanya lumpur di jalan tersebut ditambah lagi jalanan yang berbelok menyebabkan motor saya terpeleset dan saya pun ikut terjatuh. Untung saja ada tidak ada luka serius hanya luka kecil di tangan dan kaki. Hal yang tidak menyenangkan lainnya adalah pada saat susahnya bertemu dengan petani karena kesibukan petani tersebut. Saya bahkan sampai menunggu hingga petani tersebut pulang kerumah atau membuat janji untuk mengunjunginya keesokan harinya. 
Yah, itulah sekelumit kisah pada saat saya melakukan penelitian ke petani-petani. Saya banyak menyaksikan realita dari proses penelitian ini. Saya menyaksikan bagaimana kehidupan masyarakat desa yang penuh dengan kesahajaan, kehidupan petani gurem yang penuh dengan kesederhanaan, harapan-harapan petani terhadap pemerintah, keluh kesah petani-petani , dan ketimpangan kehidupan antara petani dengan tengkulak. Semoga kedepannya pemerintah, masyarakat, pengusaha, mahasiswa, peneliti dapat saling bekerjasama untuk mensejahterakan masyarakat petani supaya mereka dapat merasakan bahwa bertani bukanlah pekerjaan bagi masyarakat miskin tetapi bertani adalah pekerjaan bagi mereka yang ingin menjadi kaya. To be continued.....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar