Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Serba-Serbi Penelitian Skripsi Part 2


Pusat Kesehatan Masyarakat

Selalu ada suka dan duka dalam mengerjakan penelitian untuk skripsi ini. Nah kali ini ada cerita lucu yang saya alami pada saat saya melakukan survei lapang untuk mencari lokasi penelitian. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, saya berpetualang keliling desa di sekitar kampus untuk mencari lokasi penelitian dan pada akhirnya saya menemukan daerah yang menjadi tempat penelitian saya. Akan tetapi pada proses pencarian itu ada satu cerita menarik yang membuat saya sedikit merasa geli ingin tertawa dan sedikit agak malu kalau diingat-ingat. Berikut ceritannya....
Hari itu saat masih pagi saya membulatkan niat untuk melakukan survei lapang. Pagi yang cerah untuk jalan-jalan keluar kosan bahkan cuaca masih sangat panas. Sebenarnya ini merupakan petualangan saya yang kedua kalinya karena hari sebelumnya saya juga sudah jalan-jalan ke daerah lain. Dengan menggunakan motor saya pun berangkat menuju daerah yang akan saya kunjungi tersebut. Daerah tersebut nberada di kawasan pegunungan jadi jalanan yang saya hadapi cukup berbukit dan menanjak.
Selama perjalanan saya melihat di kanan-kiri masih banyak sawah ladang, pepohonan, dan rumah-rumah masyarakat. Terlihat suasana pedesaan yang masih asri dan udara yang sejuk dan bersih. Sepanjang jalan saya amati keberadaan kantor desa untuk mengetahui nama desa yang saya lalui tersebut. Selain itu saya juga mengamati keberadaan kelompok tani yang ada di daerah yang saya lalui. Setelah berjalan beberapa lama tiba-tiba mata saya tertuju pada papan nama yang terbuat dari kayu berwarna putih yang sudah sedikit usang bertuliskan Kelompok Tani (saya lupa namanya apa). Seketika itu saya berhenti dan mengamati kondisi sekeliling. Di belakang papan nama itu berdiri sebuah bangunan semi permanen yang tiangnya terbuat dari kayu dan dindingnya dari anyaman bambu. Akan tetapi itu bukanlah rumah, itu lebih mirip bangunan lumbung atau gudang penyimpanan karena disitu terdapat karung-karung pupuk bertumpuk di bangunan tersebut. Setelah saya amati ternyata tidak ada satu orang pun di lokasi tersebut. Kemudian saya lanjutkan membaca papan nama tersebut dan tertulis nama desa daerah tersebut. Akhirnya saya melanjutkan perjalanan untuk mencari kantor desa yang bersangkutan.
Tak lama setelah saya berjalan saya menemukan gapura bertuliskan nama desa daerah tersebut dan nama desa tersebut sesuai dengan nama desa yang tertera pada papan nama kelompok tani yang saya temui sebelumnya. Terlihat dari pinggir jalan halaman yang penuh dengan rumput yang agak luas dan tiang bendera lengkap dengan bendera merah putih yang berkibar. Ada dua bangunan kokoh berdiri. Satu bangunan terlihat cukup luas berada di tengah area dan satu bangunan agak kecil terletak di sebelah kanannya. Diantara kedua bangunan tersebut, bangunan yang lebih besar terlihat sepi dan terkunci sedangkan bangunan yang lebih kecil terlihat terbuka dan terlihat ramai. Seketika itu juga saya berfikir jika itu adalah kantor desa. Tanpa pikir panjang akhirnya saya masuk ke halaman bangunan tersebut dan memarkir motor tepat di depan bagunan yang lebih kecil yang terlihat ramai. Setelah motor terparkir dengan rapi, saya pun turun dan bergegas menuju ke ruangan tersebut. Pada saat mendekati pintu masuk terdengan suara-suara para pegawai yang mungkin sedang bercengkerama dengan pegawai lainnya. Saya pun mengucapkan salam dan masuk ke dalam ruangan. Pada saat masuk saya melihat beberapa pegawai sedang makan siang, memang pada saat itu hari sudah siang. Mungkin para pegawai itu sedang istirahat siang. Salah seorang pegawai dari ruang kerjanya mempersilakan saya duduk. Pegawai tersebut tidak langsung menghampiri saya tetapi saya disuruh menunggu sebentar karena pegawai tersebut sedang membereskan makan siangnya. Saya pun duduk di kursi dari kayu yang berjajar di tengah ruangan. Kursi yang saya duduki bukanlah kursi tamu atau sofa tapi hanya berupa kursi kayu panjang dan di ruangan tersebut juga tidak terdapat meja tamu. Kebetulan pada saat itu sedang tiadak ada orang yang bertamu hanya ada karyawan yang sedang istirahat di ruangan masing-masing. Kemudian saya lanjutkan melihat sekekliling ruangan. Di ruangan yang tidak terlalu besar itu terdapat bilik-bilik ruangan dan beberapa pegawai di ruangan tersebut. Akan tetapi sepanjang dinding yang saya lihat, tertempel poster-poster mengenai kesehatan seperti poster mengenai bahaya akibat merokok yang sering saya lihat ketika berada di rumah sakit dan juga poster mengenai posyandu. Setelah melihat sekeliling saya pun terdiam dan menunggu pegawai yang menyuruh saya duduk tersebut selesai membereskan makan siangnya. Dari situ saya tidak merasa curiga dan tidak merasa aneh. Dalam benak saya mungkin kantor desa ini ingin mengkampanyekan hidup sehat bagi para pegawainya sehingga pihak desa menempelkan poster-poster tentang kesehatan tersebut.
Rasa curiga saya baru muncul ketika secara tiba-tiba mata saya tertuju pada bilik di depan sebelah kiri saya dekat dengan pintu masuk yang terdapat tulisan “pendaftaran pasien”. Kemudian saya mulai berfikir, apakah mungkin dalam kantor desa ada dokter yang menerima pasien yang sakit?. Belum sempat saya mengembangkan analisa saya, tiba-tiba pegawai yang sebelumnya mempersilakkan saya duduk menghampiri saya san menyapa saya.
“Selamat pagi Mas! Ada yang bisa saya bantu”, ujar si pegawai.
Kemudian saya pun menjawab, “ iya Mas, saya mau penelitian mengenai jagung manis, nah saya mau nanya-naya tentang kelompok tani yang ada di desa ini Mas”.
Si pegawai pun menjawab, “Maaf Mas kalau mau nanya tentang kelompok tani ke kantor desa aja”
“Lah, ini bukannya kantor desa Mas???” tanyaku.
“Bukan Mas, Kantor desa ada di sebelah, kalo ini Puskesmas”, jawab si pegawai itu
Mendengar kata-kata pegawai itu, saya antara ingin ketawa dan malu bercampur aduk jadi satu. Ternyata saya salah masuk ruangan. Ruangan yang saya masukki adalah Puskesmas Desa sedangkan kantor desa adalah bangunan disampingnya yang terlihat lebih besar. Akhirnya saya pun meminta maaf karena saya mengira Puskesmas tersebut kantor desa dan dengan muka tanpa dosa saya langsung berpamitan untuk pergi ke kantor desa.
Setelah berpamitan saya pun pergi ke bangunan disebelahnya yang tidak jauh dari Puskesmas tersebut. Sesampainya disana ternyata kantor desa sedang tutup dan tidak ada pegawai satupun karena semua pegawai sedang ada rapat. Akhirnya saya pun memutuskan untuk kembali pulang tanpa menghasilkan sesuatu.
Yah itulah sekelumit cerita lucu mengenai keteledoran saya selama melakukan proses penelitian untuk skripsi saya. Masih banyak cerita lainnya yang akan saya ceritakan pada episode selanjutnya. To be continued.......

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar