Pusat Kesehatan Masyarakat
Selalu ada suka dan duka dalam mengerjakan
penelitian untuk skripsi ini. Nah kali ini ada cerita lucu yang saya alami pada
saat saya melakukan survei lapang untuk mencari lokasi penelitian. Seperti yang
saya ceritakan sebelumnya, saya berpetualang keliling desa di sekitar kampus
untuk mencari lokasi penelitian dan pada akhirnya saya menemukan daerah yang
menjadi tempat penelitian saya. Akan tetapi pada proses pencarian itu ada satu
cerita menarik yang membuat saya sedikit merasa geli ingin tertawa dan sedikit
agak malu kalau diingat-ingat. Berikut ceritannya....
Hari itu saat masih pagi saya membulatkan niat
untuk melakukan survei lapang. Pagi yang cerah untuk jalan-jalan keluar kosan
bahkan cuaca masih sangat panas. Sebenarnya ini merupakan petualangan saya yang
kedua kalinya karena hari sebelumnya saya juga sudah jalan-jalan ke daerah
lain. Dengan menggunakan motor saya pun berangkat menuju daerah yang akan saya
kunjungi tersebut. Daerah tersebut nberada di kawasan pegunungan jadi jalanan
yang saya hadapi cukup berbukit dan menanjak.
Selama perjalanan saya melihat di kanan-kiri masih
banyak sawah ladang, pepohonan, dan rumah-rumah masyarakat. Terlihat suasana
pedesaan yang masih asri dan udara yang sejuk dan bersih. Sepanjang jalan saya
amati keberadaan kantor desa untuk mengetahui nama desa yang saya lalui
tersebut. Selain itu saya juga mengamati keberadaan kelompok tani yang ada di
daerah yang saya lalui. Setelah berjalan beberapa lama tiba-tiba mata saya
tertuju pada papan nama yang terbuat dari kayu berwarna putih yang sudah
sedikit usang bertuliskan Kelompok Tani (saya lupa namanya apa). Seketika itu
saya berhenti dan mengamati kondisi sekeliling. Di belakang papan nama itu
berdiri sebuah bangunan semi permanen yang tiangnya terbuat dari kayu dan
dindingnya dari anyaman bambu. Akan tetapi itu bukanlah rumah, itu lebih mirip
bangunan lumbung atau gudang penyimpanan karena disitu terdapat karung-karung
pupuk bertumpuk di bangunan tersebut. Setelah saya amati ternyata tidak ada satu
orang pun di lokasi tersebut. Kemudian saya lanjutkan membaca papan nama
tersebut dan tertulis nama desa daerah tersebut. Akhirnya saya melanjutkan
perjalanan untuk mencari kantor desa yang bersangkutan.
Tak lama setelah saya berjalan saya menemukan
gapura bertuliskan nama desa daerah tersebut dan nama desa tersebut sesuai
dengan nama desa yang tertera pada papan nama kelompok tani yang saya temui
sebelumnya. Terlihat dari pinggir jalan halaman yang penuh dengan rumput yang
agak luas dan tiang bendera lengkap dengan bendera merah putih yang berkibar. Ada
dua bangunan kokoh berdiri. Satu bangunan terlihat cukup luas berada di tengah
area dan satu bangunan agak kecil terletak di sebelah kanannya. Diantara kedua
bangunan tersebut, bangunan yang lebih besar terlihat sepi dan terkunci
sedangkan bangunan yang lebih kecil terlihat terbuka dan terlihat ramai. Seketika
itu juga saya berfikir jika itu adalah kantor desa. Tanpa pikir panjang
akhirnya saya masuk ke halaman bangunan tersebut dan memarkir motor tepat di
depan bagunan yang lebih kecil yang terlihat ramai. Setelah motor terparkir
dengan rapi, saya pun turun dan bergegas menuju ke ruangan tersebut. Pada saat
mendekati pintu masuk terdengan suara-suara para pegawai yang mungkin sedang
bercengkerama dengan pegawai lainnya. Saya pun mengucapkan salam dan masuk ke
dalam ruangan. Pada saat masuk saya melihat beberapa pegawai sedang makan
siang, memang pada saat itu hari sudah siang. Mungkin para pegawai itu sedang
istirahat siang. Salah seorang pegawai dari ruang kerjanya mempersilakan saya duduk.
Pegawai tersebut tidak langsung menghampiri saya tetapi saya disuruh menunggu
sebentar karena pegawai tersebut sedang membereskan makan siangnya. Saya pun
duduk di kursi dari kayu yang berjajar di tengah ruangan. Kursi yang saya duduki
bukanlah kursi tamu atau sofa tapi hanya berupa kursi kayu panjang dan di
ruangan tersebut juga tidak terdapat meja tamu. Kebetulan pada saat itu sedang
tiadak ada orang yang bertamu hanya ada karyawan yang sedang istirahat di
ruangan masing-masing. Kemudian saya lanjutkan melihat sekekliling ruangan. Di ruangan
yang tidak terlalu besar itu terdapat bilik-bilik ruangan dan beberapa pegawai
di ruangan tersebut. Akan tetapi sepanjang dinding yang saya lihat, tertempel
poster-poster mengenai kesehatan seperti poster mengenai bahaya akibat merokok
yang sering saya lihat ketika berada di rumah sakit dan juga poster mengenai
posyandu. Setelah melihat sekeliling saya pun terdiam dan menunggu pegawai yang
menyuruh saya duduk tersebut selesai membereskan makan siangnya. Dari situ saya
tidak merasa curiga dan tidak merasa aneh. Dalam benak saya mungkin kantor desa
ini ingin mengkampanyekan hidup sehat bagi para pegawainya sehingga pihak desa
menempelkan poster-poster tentang kesehatan tersebut.
Rasa curiga saya baru muncul ketika secara
tiba-tiba mata saya tertuju pada bilik di depan sebelah kiri saya dekat dengan
pintu masuk yang terdapat tulisan “pendaftaran pasien”. Kemudian saya mulai
berfikir, apakah mungkin dalam kantor desa ada dokter yang menerima pasien yang
sakit?. Belum sempat saya mengembangkan analisa saya, tiba-tiba pegawai yang
sebelumnya mempersilakkan saya duduk menghampiri saya san menyapa saya.
“Selamat pagi Mas! Ada yang bisa saya bantu”, ujar
si pegawai.
Kemudian saya pun menjawab, “ iya Mas, saya mau
penelitian mengenai jagung manis, nah saya mau nanya-naya tentang kelompok tani
yang ada di desa ini Mas”.
Si pegawai pun menjawab, “Maaf Mas kalau mau nanya
tentang kelompok tani ke kantor desa aja”
“Lah, ini bukannya kantor desa Mas???” tanyaku.
“Bukan Mas, Kantor desa ada di sebelah, kalo ini
Puskesmas”, jawab si pegawai itu
Mendengar kata-kata pegawai itu, saya antara ingin
ketawa dan malu bercampur aduk jadi satu. Ternyata saya salah masuk ruangan. Ruangan
yang saya masukki adalah Puskesmas Desa sedangkan kantor desa adalah bangunan
disampingnya yang terlihat lebih besar. Akhirnya saya pun meminta maaf karena
saya mengira Puskesmas tersebut kantor desa dan dengan muka tanpa dosa saya langsung
berpamitan untuk pergi ke kantor desa.
Setelah berpamitan saya pun pergi ke bangunan
disebelahnya yang tidak jauh dari Puskesmas tersebut. Sesampainya disana
ternyata kantor desa sedang tutup dan tidak ada pegawai satupun karena semua
pegawai sedang ada rapat. Akhirnya saya pun memutuskan untuk kembali pulang
tanpa menghasilkan sesuatu.
Yah itulah sekelumit cerita lucu mengenai
keteledoran saya selama melakukan proses penelitian untuk skripsi saya. Masih banyak
cerita lainnya yang akan saya ceritakan pada episode selanjutnya. To be
continued.......
0 komentar:
Posting Komentar