CARA
TANAM PADI LEGOWO
Padi
menjadi salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai tanaman pangan. Tanaman ini menjadi salah satu komoditas pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berbagai penelitian dalam rangka
pengembangan budidaya padi sawah telah banyak dilakukan oleh pemerintah maupun
lembaga pendidikan. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai
tambah dari komoditas padi, baik itu kualitas benih, varietas unggul, maupun
peningkatan produktivitas. Semua penelitian tarsebut berupaya untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil dari tanaman padi.
Produktivitas
padi sawah dapat menurun secara drastic akibat serangan hama, penyakit, dan
gulma, fotosintesis yang kurang optimal, dan tingkat persaingan antar tanaman
yang begitu besar dalam menyerap unsur hara. Untuk mengatasi masalah tersebut
maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengubah cara tanam tanaman
tersebut. Di Indonesia telah dikenal cara tanam “Legowo”. Legowo adalah cara
tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh
1 baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak tanam pada
baris tengah. Ada beberapa tipe dari cara tanam ini diantaranya legowo (2:1),
(3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya. Pengertian jajar legowo 4:1
adalah cara tanam yang memiliki 4 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan
kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam lebih dari atau
sama dengan 2 kali jarak tanam pada barisan tengah. Dengan demikian, jarak
tanam pada tipe legowo 4:1 adalah 20 cm (jarak antar baris) x 10 cm (jarak
dalam baris) x 40 cm (jarak antar tanaman pinggir/barisan kosong). Jarak tanam
ini bisa dimodifikasi sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau
tinkat kesuburan tanahnya. Pemilihan
jarak tanam bertujuan agar mendapat hasil yang optimal.
Gambar 1. Contoh legowo 4:1
Tujuan dari cara tanam legowo adalah sebagai
berikut:
1. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada
pada bagian pinggir barisan. Semakin banyak sinar matahari yang mengenai
tanaman, maka proses fotosintesis oleh daun tanaman akan semakin tinggi
sehingga akan mendapatkan bobot buah yang lebih berat.
2. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus.
Pada lahan yang relatif terbuka, hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya.
3. Menekan serangan penyakit. Pada lahan yang relatif
terbuka, kelembaban akan semakin berkurang, sehingga serangan penyakit juga
akan berkurang.
4. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian
hama / penyakit. Posisi orang yang melaksakan pemupukan dan pengendalian hama /
penyakit bisa leluasa pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo.
5. Menambah populasi tanaman. Misal pada legowo 2 : 1,
populasi tanaman akan bertambah sekitar 30 %. Bertambahnya populasi tanaman
akan memberikan harapan peningkatan produktivitas hasil.
TEKNIK
PENERAPAN
1. Pembuatan Baris Tanam
Persiapkan alat garis tanam dengan ukuran
jarak tanam yang dikehendaki. Bahan untuk alat garis tanam bisa digunakan kayu
atau bahan lain yang tersedia serta biaya terjangkau. Lahan sawah yang telah
siap ditanami, 1-2 hari sebelumnya dilakukan pembuangan air sehingga lahan
dalam keadaan macak-macak. Ratakan dan datarkan sebaik mungkin. Selanjutnya
dilakukan pembentukan garis tanam yang lurus dan jelas dengan cara menarik alat
garis tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya serta dibantu dengan tali yang
dibentang dari ujung ke ujung lahan.
2. Tanam
Umur bibit padi yang digunakan sebaiknya kurang dari 21 hari. Gunakan 1-3 bibit per lubang tanam pada perpotongan garis yang sudah terbentuk. Cara laju tanam sebaiknya maju agar perpotongan garis untuk lubang tanam bisa terlihat dengan jelas. Namun apabila kebiasaan tanam mundur juga tidak menjadi masalah, yang penting populasi tanaman yang ditanam dapat terpenuhi. Pada alur pinggir kiri dan kanan dari setiap barisan legowo, populasi tanaman ditambah dengan cara menyisipkan tanaman di antara 2 lubang tanam yang tersedia.
Umur bibit padi yang digunakan sebaiknya kurang dari 21 hari. Gunakan 1-3 bibit per lubang tanam pada perpotongan garis yang sudah terbentuk. Cara laju tanam sebaiknya maju agar perpotongan garis untuk lubang tanam bisa terlihat dengan jelas. Namun apabila kebiasaan tanam mundur juga tidak menjadi masalah, yang penting populasi tanaman yang ditanam dapat terpenuhi. Pada alur pinggir kiri dan kanan dari setiap barisan legowo, populasi tanaman ditambah dengan cara menyisipkan tanaman di antara 2 lubang tanam yang tersedia.
3. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara tabur. Posisi orang yang melakukan pemupukan berada pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. Pupuk ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali jalan dapat melalukan pemupukan 2 barisan legowo. Khusus cara pemupukan pada legowo 2 : 1 boleh dengan cara ditabur di tengah alur dalam barisan legowonya.
Pemupukan dilakukan dengan cara tabur. Posisi orang yang melakukan pemupukan berada pada barisan kosong di antara 2 barisan legowo. Pupuk ditabur ke kiri dan ke kanan dengan merata, sehingga 1 kali jalan dapat melalukan pemupukan 2 barisan legowo. Khusus cara pemupukan pada legowo 2 : 1 boleh dengan cara ditabur di tengah alur dalam barisan legowonya.
4. Penyiangan
Penyiangan bisa dilakukan dengan tangan atau dengan menggunakan alat siang seperti landak/gasrok. Apabila penyiangan dilakukan dengan alat siang, cukup dilakukan ke satu arah sejajar legowo dan tidak perlu dipotong seperti penyiangan pada cara tanam bujur sangkar. Sisa gulma yang tidak tersiang dengan alat siang di tengah barisan legowo bisa disiang dengan tangan, bahkan sisa gulma pada barisan pinggir legowo sebenarnya tidak perlu diambil karena dengan sendirinya akan kalah persaingan dengan pertumbuhan tanaman padi.
Penyiangan bisa dilakukan dengan tangan atau dengan menggunakan alat siang seperti landak/gasrok. Apabila penyiangan dilakukan dengan alat siang, cukup dilakukan ke satu arah sejajar legowo dan tidak perlu dipotong seperti penyiangan pada cara tanam bujur sangkar. Sisa gulma yang tidak tersiang dengan alat siang di tengah barisan legowo bisa disiang dengan tangan, bahkan sisa gulma pada barisan pinggir legowo sebenarnya tidak perlu diambil karena dengan sendirinya akan kalah persaingan dengan pertumbuhan tanaman padi.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pada pengendalian hama dan penyakit dengan
menggunakan alat semprot atau handsprayer, posisi orang berada pada barisan
kosong di antara 2 barisan legowo. Penyemprotan diarahkan ke kiri dan ke kanan
dengan merata, sehingga 1 kali jalan dapat melakukan penyemprotan 2 barisan legowo.
Departemen Pertanian. 2010.
Tanam Padi Cara Jajar Legowo di Lahan Sawah. http://banten.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=171:tanam-padi-cara-jajar-legowo-di-lahan-sawah&catid=11:leaflet&Itemid=11.
[Diakses tanggal 03 Oktober 2010]