Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Potensi Agribisnis Jambu Jamaika





Jambu jamaika (Zygyzium malacaensis) atau lebih dikenal dengan jambu bol merupakan jenis tanaman jambu air yang berasal dari kawasan Indo-Cina, kawasan Asia Tenggara, Malaysia, Filipina, dan Indonesia (Menegristek, 2000; Whistler dan Elevitch, 2006). Di beberapa daerah di Indonesia, nama julukan untuk jambu bol ini berbeda-beda. Di daerah Aceh jambu ini dikenal dengan nama jambu ripu, di Madura dikenal dengan jambu dharsana, di Bali dikenal dengan myambu bol, di Minangkabau dikenal dengan jambu bol, di jambi dikenal dengan jambu boa dan di Nias dikenal dengan maufa (Menegristek, 2000). Buah ini tidak hanya dikenal di Indonesia saja. Buah ini sudah banyak dikenal di luar negeri. Di luar negeri buah ini lebih dikenal dengan nama Malay Apple atau Mountain Apple. Menurut Whistler dan Elevitch (2006), tanaman jambu bol banyak dibudidayakan di kawasan tropis seperti Indo-Malaysia, Asia Tenggara, Melanesia, Polynesia (sudah lama diintroduksi di Hawai) dan Micronesia.

Buah jambu bol ini mirip dengan Jambu Air (Syzygium aqueum) dan jambu semarang (Syzygium samarangense). Perbedaannya terletak pada warna bunga yang dimiliki kedua jenis jambu tersebut bewarna putih sedangkan bunga jambu bol bewarna merah jambu, bentuk buah jambu bol lebih oval dan ukurannya lebih besar sedangkan jambu air dan jambu semarang memiliki bentuk menyerupai lonceng dan ukuran buah yang lebih kecil. Bunga pada jambu bol tumbuh di cabang dan kadang-kadang di batang atau pangkal batang yang dekat dengan akar (Whistler dan Elevitch, 2006).

Tanaman tahunan ini dapat hidup sampai puluhan tahun (Menegristek, 2000; Whistler dan Elevitch, 2006). Berdasarkan hasil riset dari Menegristek (2000) di Indonesia terdapat dua jenis jambu bol lokal yang biasa ditanam yaitu jambu bol merah Cianjur dan jambu bol Congkili. Jambu bol merah Cianjur memiliki produktivitas potensial sebesar 80-100 kg/musim/pohon dan jambu bol putih Congkili memiliki potensi 1.125-1.250 kg/musim/pohon. Selain dua jenis jambu bol tersebut, telah ditemukan pula varietas baru berumur genjah yaitu Si Mojang yang dapat dipanen 3 kali dalam setahun. Sedangkan menurut penelitian Whistler dan Elevitch (2006) terdapat dua jenis jambu bol yang dibedakan menurut warna yaitu jambu bol dengan warna merah baik bunga maupun buah dan jambu bol putih baik bunga maupun buahnya. Tidak ada nama taksonomi untuk keduanya tetapi dibedakan pada penggunaan nama lokal. Sedangkan produktivitas potensialnya mencapai 21-85 kg/musim/pohon.

Tanaman jambu bol dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 500-3.000 mm/tahun dengan temperatur antara 18-280C dan intensitas cahaya 40-80%. Pohon akan tumbuh dengan baik pada intensitas cahaya penuh tetapi juga masih dapat tumbuh pada naungan. Tanaman jambu bol mempunyai daya adaptasi yang besar di lingkungan tropis dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang mencapai 1.200 m di atas permukaan laut,  tetapi biasanya ditemukan pada ketinggian dibawaah 600 m di atas permukaan laut. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara vegetatif yaitu melalui cangkok dan sambung (grafting) dan secara generatif dari biji (Menegristek, 2000; Whistler dan Elevitch, 2006).

Jambu bol termasuk salah satu buah masa depan (fruits of the future) yang memiliki peluang dan prospek yang cerah tetapi belum diperhatikan (Mabbet T, 1996 dalam Jenimar dan Trina 2004). Menurut Jenimar dan Trina (2004) dan hasil riset dari Menegritek (2000), Indonesia memiliki peluang mengembangkan jambu bol dalam skala perkebunan berorientasi agrobisnis. Walaupun pemasaran di dalam negeri belum memadai dan buah jambu bol belum masuk pasar internasional, karena masih terbatasnya produksi dalam negeri dan kurangnya promosi tetapi diperkirakan mempunyai peluang yang cukup baik terutama karena nilai gizinya yang baik dan bentuk serta citarasanya yang eksotik.

Sumber:
  • Whistler, W.A., and C.R. Elevitch. 2006. Syzygium malaccense (Malay apple), ver. 2.1. In: Elevitch, C.R. (ed.). Species Profiles for Pacific Island Agroforestry. Permanent Agriculture Resources (PAR), Hōlualoa, Hawai‘i. (http://www.traditionaltree.org).
  • Menegristek. 2000. Jambu Bol ( Syzygium malaccense L. ). Jakarta: Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (http://www.ristek.go.id).
  • Jenimar, Trina S.T. 2004. Pengaruh NAA dan Kinetin Terhadap Perkembangan Embrio Somatik Tanaman Jambu Bol ( Syzygium malaccense (L.) Merr & Perry ). Jurnal Penelitian Pertanian,
    Volume 23 No.1, Juni 2004 : 17 – 25.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar