Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Praktik Manajemen Sumber Daya Manusia pada Pertanian Besar

Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Manajemen memiliki beberapa fungsi operasional diantaranya adalah manajemen sumber daya manusia. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
Dalam sebuah bisnis pertanian dikenal pula manajemen sumber daya manusia. Sebuah usaha di bidang pertanian dengan skala usaha yang besar tentunya memiliki jumlah pekerja yang banyak. Untuk melakukan pengorganisasian pada semua karyawan tersebut dibutuhkanlah sebuah manajemen yang disebut manajemen sumberdaya manusia.
Manajemen sumber daya manusia sangat penting dalam menciptakan keunggulan bersaing karena tiga alasan:
  1. Kemampuan melaksanakan strategi yang sudah ditetapkan. Tanpa dukungan manajemen sumber daya manusia itu, maka strategi hanya berupa rangkaian uraian kalimat yang tidak ada dampaknya apa-apa.
  2. Kemampuan untuk berubah. Di iklim persaingan yang dahsyat ditambah dengan perubahan lingkungan yang tidak menentu ini jelas dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh. Manusia-manusia yang mampu tidak saja menyongsong perubahan, namun mereka malah mampu ‘menunggang perubahan’ sehingga perubahan yang ada malah menguntungkan perusahaan. Ini bisa terjadi jika manajemen sumber daya manusia di organisasi itu dilaksanakan dengan baik.
  3. Keserasian strategi. Contoh, pemegang saham sudah mencanangkan bahwa pelayanan pelanggan adalah isu utama yang harus dijalankan oleh perusahaan itu agar mampu bersaing. Kehendak pemegang saham itu tidak akan banyak artinya jika tidak didukung oleh karyawan di sana. Manajemen sumber daya manusia yang trampil perlu dilaksanakan agar karyawan juga ‘sehati-sejiwa’ dengan kehendak pemegang saham. Jika itu dilaksanakan, strategi yang dicanangkan akan lebih sukses.
           
Sumber daya manusia Manusia (SDM) merupakan suatu "modal" penting bagi pembangunan nasional Indonesia disamping modal dasar yang lain. Terutama dalam bidang pertanian perlu diakui bahwa di satu pihak sumber daya kita di tanah air memang sangat besar potensinya. Fakta bahwa negara kita dikenal sebagai negara agraris dimana mayoritas (hampir 80%) penduduknya adalah petani. Sementara areal pertanian kita juga cukup luas. Bila potensi seperti ini benar-benar digunakan secara efisien, maka negara kita tidak mengalami krisis pangan dan mampu melakukan swasembada pangan bahkan bisa memajukan perekonomian Indonesia. Akan tetapi di lain sisi kita tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa kesiapan SDM kita masih sangat kurang.
Dari segi pendidikan, kebanyakan SDM kita belum memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup memadai. Hal terkait dengan sistem pendidikan kita sekarang ini yang masih berorientasi untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang siap pakai memasuki dunia kerja berupah, bukannya untuk menghasilkan "pengusaha" atau untuk menjadi "bos" bagi dirinya sendiri, dalam hal ini menjadi petani yang profesional. Sehubungan dengan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki banyak kelemahan dalam bidang pertanian inilah maka para petani kita hingga saat ini masih mengalami kesulitan yang sangat besar mengakses pasar, modal, teknologi, dan manajemen pertanian yang profesional. Bila tidak dapat dibenahi maka ke depan kita tidak dapat bersaing dengan para "pengusaha" dari luar yang sudah berpengalaman dan memiliki semangat kerja yang tinggi termasuk dalam mengelola bidang pertanian ini. Maka sudah seharusnya menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah untuk membentuk dan memaksimalkan semua potensi SDM pertanian ini sehingga kita semua dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional sekarang ini.
Pemberdayaan SDM pertanian yang profesional bertujuan untuk membebaskan petani dari belenggu keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan yang berada di sektor pertanian agar dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Strategi pemberdayaan merupakan dasar yang kuat bagi pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), khususnya dalam mengantisipasi berbagai tantangan dan peluang (opportunity) pada abad globalisasi sekarang ini.
Optimalisasi pengembangan potensi SDM pertanian harus dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan seiring dengan dinamika perkembangan zaman dengan berbagai penerapan teknologi pertanian modern. Dalam suasana dinamis itu tentunya segala sesuatu harus lebih baik dari apa yang telah dilakukan dari pertanian tradisional yang bersifat subsisten menuju pertanian modern yang bersifat komersial. Dan apa yang dilakukan harus lebih baik dari apa yang sedang dilakukan saat ini, sehingga senantiasa ada peningkatan secara berkelanjutan khususnya di sektor pertanian itu sendiri. Dalam hal ini diperlukan inventarisasi atas apa yang telah dicapai, tantangan apa yang harus di hadapi dan sasaran apa yang hendak di peroleh.
Upaya pemberdayaan para masyarakat petani baik di tingkat nasional maupun lokal dapat diaktualisasikan melalui tiga sisi yaitu: pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan (kondusif) supaya potensi masyarakat berkembang. Kedua, memperkuat potensi atau daya saing yang dimiliki masyarakat; dan ketiga, memberdayakan mengandung arti melindungi kelompok yang kuat dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang atau tidak sehat,serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Dengan demikian strategi pemberdayaan SDM pertanian bukan hanya berkaitan denagan persoalan ekonomi semata, melainkan juga menyentuh sekaligus dua aspek, yaitu aspek sosial dan aspek budaya. Pemberdayaan tidak saja menumbuhkan dan mengembangkan nilai tambah sosial dan nilai tambah budaya. Karena pendekatan yang digunakan haruslah pendekatan partisipatif, yaitu dengan melibatkan dan mengikutsertakan para petani kita secara langsung dalam proses pembangunan.
Strategi pemberdayaan menempatkan patani bukan sebagai obyek tetapi sebagai subyek pembangunan. Para petani yang merumuskan ide, menetapkan sasaran, merancang dan menempatkan inisiatif dan prakarsa mereka sendiri. Karena di satu pihak petani adalah pelaku pembangunan, sementara di pihak lain, baik pemerintah atau lembaga yang ingin turut membantu, hanyalah sebatas sebagai stabilisator dan dinamisator saja.
Pemberdayaan SDM pertanian bukan membuat petani makin bergantung pada program-program pemberian melainkan bersifat kemitraan. Karena tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat petani dan pembangunan kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik sec
ara berkesinambungan. Melalui pemberdayaan para petani akan memiliki keyakinan yang lebih besar akan kemampuan dirinya. Pemberian SDM pertanian selain menyelesaikan masalah kemiskinan juga akan membawa masyarakat ke dalam era baru memasuki kehidupan pertanian modern. Para petani akan meninggalkan kebiasaan lama yang tradisional (subsisten) yang tidak relevan dan menghambat kemajuan kehidupannya, menanamkan nilai pertanian modern (komersial) seperti kerja keras, hemat, disiplin, keterbukaan, kebertanggungjawaban dan kemampuan menghadapi persaingan global adalah bagian pokok upaya memberdayakan SDM pertanian tersebut. Pemberdayaan petani membuka pada proses akulturasi yaitu perpaduan nilai-nilai baru dengan lama yang menggambarkan, jati diri suatu masyarakat.

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pertanian besar memungkinkan untuk:

  • Memahami peran dan posisi dalam pekerjaan, misalnya posisi sebagai majikan atau manajer sumber daya manusia di pertanian atau sebagai pekerja lapang. Hal ini akan mempermudah dalam pembagian ranah kerja atau spesialisasi pekerjaan dan memperjelas siapa pengambil keputusan yang paling tepat jika terjadi suatu masalah.
  • Upgrade keahlian dan pelatihan bagi seluruh karyawan. Hal ini bertujuan agar kualitas SDM pertanian semakin meningkat. Dalam pengembangan pegawai, hendaknya setiap pegawai memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan, oleh karenanya harus dibuat dengan jelas prosedur dan kebijakan pelatihan yang memungkinkan setiap pegawai mengetahui proses pendidikan dan pelatihan.
  • Kebijakan perekrutan dan pemberhentian menjadi lebih terorganisir. Perekrutan harus didasari oleh kepentingan usaha dan disesuaikan dengan kebutuhan akan keahlian dalam bidang usaha yang ditawarkan. Sedangkan pemberhentian dapat dilakukan jika pekerja tidak dapat bekerja dengan baik.
  • Mengerti hak, tanggung jawab dan kewajiban majikan, pekerja, pemilik, pengusaha, kontraktor, dan pemasok untuk menjaga tempat kerja yang aman dan sehat. Merupakan suatu hak dan kewajiban bersama dalam menjaga keamanan dan keselamatan di tempat kerja.
  • Menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya manusia untuk memastikan produktivitas maksimum dari tenaga kerja yang puas dengan melakukan penilaian kinerja masing-masing pekerja.
  • Pemberian reward dan punishment pada pegawai secara adil dan proporsional, berdasarkan prestasi dan pelanggaran pegawai terhadap perusahaan, unsur subyektivitas harus dihindari. Oleh karenanya perlu dibuat mekanisme reward dan punishment secara jelas dan mudah di pahami oleh seluruh pegawai. Memberikan reward atau hadiah kepada pekerja yang memiliki kinerja yang tinggi merupakan sebuah penghargaan kepada pekerja yang nantinya dapat meningkatkan semangat kerja bagi karyawan lainnya. Sedangkan punishment dapat menimbulkan efek jera kepada pelaku pelanggaran dan juga suatu bentuk peringatan bagi pekerja lainnya untuk tidak melakukan pelanggaran.
  • Pembentukan struktur organisasi dapat mempermudah dalam mengelola garis koordinasi dan garis perintah. Ini dapat berupa pembentukan manajer di masing-masing lini usaha.
  • Sinergi yang baik antara para petani dan penyuluh. Atas dasar orientasi inilah penyuluh memberikan pelayanan purna suluh (after extention service) dan pendampingan secara prima kepada petani serta melakukan pendampingan secara utuh tentang teknologi yang diintroduksikan sampai pada pelayanan usaha pertanian (inovasi teknologi, informasi dan komunikasi teknologi, pembiayaan perusahaan).

Hal-hal tersebut diatas adalah praktik manajemen sumberdaya manusia yang dapat diterapkan dalam usaha di bidang pertanian dengan skala usaha yang besar. Secara umum bentuk manajemen seperti ini sama untuk semua jenis usaha termasuk dalam industri. Hal ini dikarenakan kesamaan target manajemen, yaitu manusia.
            Suatu usaha pertanian dalam skala besar tentunya membutuhkan manajemen sumber daya manusia untuk mengelola seluruh pekerja yang dimiliki. Manajemen sumber daya manusia ini merupakan sebuah “alat” untuk mengelola, mengontrol dan mengorganisasi manusia supaya tetap pada tujuan yang diinginkan. Pentingnya manajemen sumber daya manusia ini dalam usaha pertanian skala besar adalah memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa dijaga dengan baik.

Sumber:
Anonim.2009.Manajemen Sumber Daya Manusia. http://www.agribusinessecampus.com/eschool/human_resource management. Diakses tanggal 1 Desember 2009
Suryanto Dwi.2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Perannya dalam Keunggulan Bersaing. http://www.pemimpin-unggul.com. Diakses tanggal 1 Desember 2009
Syahrul OA.2007. GCG dan Praktik Pengelolaan Sumber Daya Manusia Di Perusahaan. http://www.ptpn5.com. Diakses tanggal 1 Desember 2009

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar