Produksi buah tropika nusantara terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, pada tahun 2007 produksi buah Indonesia sebesar 17.116.622 ton
atau naik sekitar 4,18 % bila dibandingkan dengan produksi tahun 2008 sebesar
17.831.252 ton, Volume ekspor total untuk mangga, manggis dan jambu biji
dipasar dunia mencapai 1.178.810 ton dalam tahun 2005. Indonesia berkontribusi sebesar 1.760 ton atau
0,15 persen dari ekspor total dunia. Impor total dunia untuk ketiga komoditas
tersebut mencapai 857.530 ton dan untuk Indonesia hanya sebesar 540 ton atau
sekitar 0,06 persen (FAO, 2007). Sedangkan untuk tahun 2008 volume ekspor
buah meningkat sebesar 105,50% dibanding tahun sebelumnya yaitu 32.389 ton
dengan nilai US $ 234.867.444. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil
buah tropis yang memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup
baik bila dibandingkan dengan
buah-buahan dari negara-negara penghasil buah tropis lainnya. Komoditas buah-buahan tropis memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga Indonesia
memiliki potensi yang sangat besar dalam pembangunan agribisnis buah-buahan
tropika.
Agribisnis merupakan sebuah kegiatan bisnis yang
berbasiskan pertanian, dimulai dari proses hulu hingga jasa dan pelayanan. Agribisnis merupakan sebuah sistem yang saling terintegrasi antar
subsistemnya. Salah satu komoditi agribisis dari buah-buahan
yang berkembang di Indonesia adalah melon. Melon merupakan buah-buahan semusim yang kini berkembang sebagai salah satu komoditas unggulan hortikultura. Buah melon mempunyai nilai ekonomis dan
prospek untuk dikembangkan sehingga diperlukan penanganan yang intensif dalam
budidayanya. Komoditas ini cukup banyak diminati,
selain rasanya enak juga mempunyai harga yang relatif tinggi baik untuk pasar
domestik maupun ekspor. Disamping
itu, budidaya melon berumur pendek, kurang
lebih dalam jangka 3 bulan sudah dapat menghasilkan dan harga buahnya relatif
stabil. Sebelum tahun 1990, melon masih asing bagi
penduduk Indonesia, tetapi kini sudah menjadi buah "pencuci mulut"
yang populer. Buah ini sering disuguhkan di tempat-tempat pesta secara sendiri
atau bersama dengan semangka, pepaya, dan nanas.
Melon
(Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae. Banyak yang
menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania
yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini
akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad
ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado,
California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama
di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Sebelum tahun 1980, buah melon hadir
di Indonesia sebagai buah impor. Kemudian banyak perusahaan agribisnis yang mencoba menanam melon untuk
dibudidayakan di daerah Cisarua (Bogor) dan
Kalianda (Lampung) dengan varietas melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina,
Perancis, Denmark, Belanda dan Jerman. Kemudian melon berkembang di daerah
Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen,
Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar dan Klaten). Daerah-daerah tersebut merupakan
pemasok buah melon terbesar dibandingkan dengan daerah asal melon pertama.
Permintaan terhadap buah melon sangat besar dan
semakin meningkat. Besarnya
permintaan buah melon tergambar dari data Pasar Induk Kramat
Jati (PIJK). Diungkapkan S. Margono, Ketua Koperasi Pasar (Koppas) Kramatjati,
dalam sehari PIJK memerlukan minimal 2.700 ton buah-buahan. Jenis buah yang
permintaannya terus meningkat salah satunya adalah melon. Jumlah pedagang melon di PIJK sekitar 30 orang. Jika tiap orang mampu
menjual 6 ton, maka tak kurang dari 180 ton melon per hari ludes dibeli. “Harga
melon Rp 4.500 per kg. Jadi, nilai uang untuk melon
di PIKJ dalam sehari adalah Rp 810 juta atau Rp 24,3 miliar per bulan,(Data Agrina). Dua tahun terakhir
harga melon cukup bagus dan stabil. Melon jenis Action kisaran harganya antara
Rp 3.500-4.500 per kg, setiap hari berhasil menjual
melon 14 ton atau setara Rp 500juta.
Nilai ekspor buah-buahan Indonesia ke sejumlah negara di Asia,
khususnya ASEAN dan Timur Tengah dalam setahunnya mencapai 240 juta dolar AS,
komoditas buah-buahan unggulan yang punya pasar di luar negeri salah satunya
adalah melon yang saat ini tinggi permintaan dari sejumlah negara ke Malaysia,
Singapura dan Hongkong. Walaupun buah-buahan jenis tanaman semusim seperti
melon, semangka, dsb tersedia sepanjang tahun tetapi tetap ada fluktuasi yang
nyata. Buah-buahan yang terdapat di Indonesia dipetik pada saat buah tua sekali
(over ripe) maka setelah diperam akan menghasilkan buah dengan cita
rasa dan aroma yang extra ordinary, namun sayangnya daya simpan
buah-buahan tersebut sangat rendah.
Selain itu, buah-buahan di Indonesia saat ini belum
memiliki standarisasi mutu dan kemasan, sehingga tidak dipungkiri kondisi ini
mampu menyebabkan kerugian bagi pihak petani produsen maupun konsumen sendiri.
Sementara perdagangan komoditas buah impor memiliki modal yang kuat dan
menawarkan citra buah-buahan yang lebih bermutu dengan harga yang bersaing.
Strategi lain dalam menyiasati usaha pada komoditas pertanian buah-buahan
adalah seyogianya kita mampu menganalisa perilaku pedagang, konsumen maupun
retailer besar buah-buahan di Indonesia.
Aspek Budidaya
Tanaman melon lebih senang tumbuh di dataran
menengah yang suhunya agak dingin, yakni pada ketinggian tempat antara
300-l.000 m dpl. Di dataran rendah yang elevasinya
kurang dari 300 m dpl, buah melon berukuran lebih kecil dan dagingnya agak
kering (kurang berair). Jenis tanah andosol atau tanah berpasir baik untuk
pengembangan melon. Tanah ini mempunyai pH 6-7. Daerah yang bertipe iklim
kering tidak disenangi oleh tanaman melon. Tanaman ini tidak toleran terhadap tanah asam (pH
rendah) seperti pada semangka. Pada tanah yang ber-pH asam, tanaman melon akan
tumbuh kerdil. Tanaman melon lebih peka terhadap air tanah yang menggenang atau
kondisi aerasi tanah kurang baik daripada tanaman semangka. Di tempat yang
kelembapan udaranya rendah (kering) dan ternaungi, tanaman melon enggan
berbunga betina. Tanaman ini lebih senang di daerah terbuka, tetapi sinar
matahari tidak terlalu terik, cukup dengan penyinaran 70%.
Sebelum melakukan budidaya melon maka hal penting
yang harus dilakukan oleh petani adalah menyediakan benih melon berkualitas
baik. Benih yang digunakan sebaiknya adalah benih asli (F1 hibrid).
Setelah persiapan benih selesai maka selanjutnya adalah persiapan penyemaian.
Benih melon yang disemaikan menggunakan media berupa campuran tanah, sekam dan
kompos. Jika tanaman sudah
siap untuk dipindahkan maka dilakukan pengolahan lahan tanam. Pengolahan lahan
tanam termasuk didalanya yaitu pengukuran pH tanah, penentuan luas lahan,
pembukaan lahan menakup pembajakan dan pencangkulan lahan, membuat bedengan,
pengapuran dan pemasangan musa plastik hitam-perak. Setelah itu benih yang
sudah disemaikan dipindah ke media tanam. Dalam masa pemeliharaan tanaman,
tanaman melon harus dijaga dari serangan hama dan penyakit tanaman yaitu dengan
memberikan pestisida, herbisida, ataupun fungisida. Fungisida yang sering
dipake adalah Previcur N dan Derasol 500 SC. Namun tak kalah penting
adlah pemberian pupuk seara rutin kepada tanaman melon supaya produktifitas
melon meningkat. Jenis pupuk yang digunakan yaitu pupuk kompos, urea, TSP, dan
KCL.
Jenis-jenis
melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid
(1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem,
Hacken Sack dan Osage (1881–1890); melon Honey Rock dan Improved Perfecto
(1933); melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado dan Honey Gold (1939).
Untuk memudahkan sistem penanaman dan pengelompokan melon, para ahli
mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu:
1. Tipe
Netted-Melon
a. Ciri-iri: kulit buah
keras, kasar,berurat dan bergambar seperti jala (net) ; aroma relatif lebih
harum dibanding dengan winter–melon; lebih cepat masak antara 75–90 hari; awet
dan tahan lama untuk disimpan.
b. Varietas:
(1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala dan harum.;
(2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik dan harum.
2. Tipe
Winter-Melon
a. Ciri-ciri:
kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum; buah lambat untuk masak
antara 90–120 hari; mudah rusak dan tidak tahan lama untuk disimpan; tipe melon
ini sering digunakan sebagai tanaman hias.
b.
Varietas: (1) Cucumis melo var.
inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dengan diameter 2,5–7,5 cm; (2)
Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 35–70
cm; (3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk tanaman
hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering
digunakan sebagai tanaman hias.
Aspek Ekonomi
Untuk menanam 4.000 batang, menyiapkan dana Rp8
juta. Dengan bobot per buah 2 kg dan harga jual Rp2.300 per kg, keuntungan
bersih Rp10 jutaan. Ditjen
Hortikultura, Deptan, mencatat perkembangan produksi melon cukup signifikan.
Pada 2007 terjadi peningkatan 120% produksi melon dibandingkan tahun 2000 atau
15,47%. Pada
2006, produksinya mencapai 55.000 ton, sedangkan tahun lalu naik menjadi 59.000
ton.Sentra produksi melon didominasi oleh Jatim dengan daerah lumbung, seperti
Ngawi, Madiun, Banyuwangi, Nganjuk, Lamongan, dan Jember. Di luar itu ada
Lampung, Sulsel, dan Banten, khususnya kota Cilegon dan Serang sebagai sentra
baru. Budidaya melon menjadi salah satu solusi usaha masyarakat. Selain masa
budidaya singkat, hanya dua bulan, harga jualnya juga cukup menggiurkan. Sampai
saat ini sudah terhimpun 90 orang petani di daerah Cilegon, Serang, dan
Tangerang di bawah binaan Krakatau Steel. Awalnya, pembinaan dilakukan di
kelas, kini petani mengaplikasikannya di lapangan. Petani dibagi menjadi 18
kelompok dan penanaman dijadwal bergilir agar kontinunitas panen terjaga. Hasilnya,
setiap minggu diangkut 5 ton melon.
Mengusahakan melon menghadirkan
keuntungan berlipat. Dalam satu hektar lahan dapat menghasilkan buah melon
sebanyak 3000 populasi dengan rata-rata hasil per pohon 2,25 kg. Maka dalam
satu hektar mampu menghasilkan mencapai 6750 kg buah melon. Harga per kg melon
rata-rata Rp 4500,00 maka dalam satu hektar total penerimaan untuk satu kali
panen mencapai Rp 30 juta. Sedangkan biaya produksi hanya mencapai Rp 22 juta
maka keuntungan bersih yang diperoleh petani bisa mencapai Rp 8 juta dalam satu
kali panen.
Tanaman melon merupakan salah satu
tanaman prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian diantara
tanaman-tanaman hortikultura. Buah melon mempunyai harga yang relatif lebih
tinggi dibanding tanaman hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan
kepada petani atau pengusaha pertanian tanaman melon. Agribisnis melon harus dilakukan
secara cermat dan tetap selalu waspada. Walau berdasarkan analisis budidaya
agribisnis melon menunjukkan prospek yang menjanjikan, tapi suatu ketika
penyemprotan tertunda atau hal-hal sepele lainnya tidak diperhatikan maka
keuntungan yang sudah dapat dibayangkan akan menjadi sirna seketika. Di era perdagangan menuju pasar bebas seperti saat ini, persaingan semakin ketat. Perlu
dicarikan pasar khusus untuk dapat mendongkrak harga jual. Buah yang
berkualitas tinggi yang ditawarkan akan layak mendapatkan harga jual yang
tinggi pula. Informasi harga pasar dicari sebanyak-banyaknya sebelum panen
berlangsung. Rantai tata niaga dipelajari seteliti mungkin, diusahakan rantai terpendek untuk
mendapatkan harga jual tertinggi.
Sumber:
Prihatman Kemal. 2000. Budidaya Melon. http://infopekalongan.com/content/view/50/1/
(diakses tanggal 19 November 2009)
Gambar:
http://teknis-budidaya.blogspot.com
http://inikabarku.blogspot.com
http://kabar-agro.blogspot.com