Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Wisata Kuliner di Palembang



Kuliner Khas Palembang

Tak afdol rasanya kalau berkunjung ke Palembang tidak merasakan kuliner khas palembangnya. Siapa yang tidak tahu pempek. Kuliner yang satu ini telah menjadi trade mark dari Kota Palembang. Namun ternyata kota Palembang ini tidak hanya memiliki pempek saja tetapi masih banyak yang lainnya. Nah, berikut ini saya berikan sedikit ulasan mengenai makanan kiliner apa saja yang saya cicipi selama di pelembang.

Kuliner khas Palembang yang pertama kali saya makan di Palembang ini adalah Pindang Patin di dalah satu restoran dekat dengan bandara. Ini pertama kalinya saya mencoba masakan khas Palembang yang disebut dengan Pindang Patin ini. Pindang Patin merupakan masakan berkuah dengan menggunakan ikan Patin sebagai bahan utamanya. Rasa Pindang Patin ini nano-nano, ada rasa gurih, pedas, asam dan manis. Tapi secara keseluruhan rasanya enak dan segar.
Gambar 1. Pindang Patin (sumber: kitabmasakan.com)

Tak lengkap rasanya kalau ke Palembang tidak mencicipi Pempeknya. Saya mengunjungi salah satu restoran khusus pempek yang terkenal dan ada di penjuru Palembang. Rasa dari pempek asli dari Palembang memang berbeda dengan Pempek yang ada di luar Palembang. Rasa pempeknya lebih “nendang” dan cukanya pun lebih mantab. Ada pempek lenjer, kapal selam, adaan, dan pempek kulit. Dari jenis pempek itu, pempek adaan merupakan favorit saya. Saya juga mencoba pempek yang dijual di tas perahu di pinggir sungai musi. Rasanya sedikit berbeda dengan sebelumnya yang pernah saya coba. Di pinggir sungai musi ini bau ikannya lebih menyengat dan cukanya lebih encer. Satu lagi tempat kuliner pempek yang saya kunjungi adalah di salah satu mall di Palembang yaitu Palembang Trade Center (PTC). Tempat ini direkomendasikan oleh teman saya yang ada di Palembang. Disini pempeknya tidak jauh berbeda. Tetapi saya menemukan pempek unik yang berbentuk seperti mie yang digulung dan juga pempek yang isinya sosis. Dan menurut saya rasa pempek di tempat ini “Juara”. Pempeknya lebih enak dan gurih dibandingkan dengan yang lain.
Gambar 2. Pempek

Selain pempek saya juga mencoba “Model” dan “Tekwan”. Model dan Tekwan ini juga merupakan olahan pempek tetapi disajikan dengan kuah kaldu dan bihun mirip dengan bakso daging. Model menggunakan pempek yang diisi dengan tahu sedangkan tekwan hanya menggunakan pempek biasa tanpa ada isinya. 
Gambar 3. Tekwan (sumber: food.lintas.me)
Gambar 4. Model (sumber : budaya-indonesia.org)

Nah makanan yang satu ini juga diversifikasi dari pempek yaitu Rujak Mie. Rujak mie terdiri dari mie kuning buatan sendiri dengan diameter mie yang lebih besar dibandingkan dengan mie kuning pada umumnya dan ditambahkan irisan pempek. Rujak mie ini dimakan dengan menggunakan cuka pempek.
Gambar 5. Rujak Mie (sumber : kitabmasakan.com)

Selain pempek dan berbagai macam jenis turunannya, ada satu makanan yang tidak ada unsur pempeknya yaitu Mie Celor. Mie celor merupakan olahan mie yang disajikan dengan kuah kental. Mie yang digunakan merupakan mie buatan sendiri dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan mie pada umumnya. Kuahnya kental yang terbuat dari santan kelapa dan dicampur dengan bubuk udang. Mie ini disajikan dengan telur rebus sebagai pelengkapnya. Rasanya gurih dan mantab.
Gambar 6. Mie Celor (sumber : nationalgeographic.co.id)

Yang membuat ritual makan menjadi sempurna adalah makanan penutup. Dua makanan penutup yang paling “maknyuusss” adalah es kacang merah dan puding srikaya. Es kacang merah merupakan minuman dengan bahan utama kacang merah yang telah diolah kemudian diberi serutan es. Sedangkan puding srikaya memiliki tekstur yang sangat lembut dan rasa yang manis serta gurih yang seimbang. Walaupun memiliki nama srikaya ternyata puding ini bukan terbuat dari buah srikaya.
Gambar 7. Es Kacang Merah (sumber : news.citydirectory.co.id)
Gambar 8. Srikaya (sumber : brigittahardi.com)

Dari seluruh kuliner khas Palembang yang saya coba tersebut, mie celor dan es kacang merah menjadi menu favorit saya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bumi Sriwijaya



Trip To Palembang, “Wong Kito Galo”

Rabu, 19 Juni 2013, merupakan hari bersejarah dalam hidup saya. Ini adalah hari dimana pertamakalinya saya naik pesawat dan pertama kalinya saya menginjakkan kaki di tanah Sumatera. Agak deg-degan sih karena baru pertama kali seumur hidup. Masih ada rasa was-was dan takut, tapi dibalik itu semua saya sangat antusias sekali karena pengalaman baru sebagai pelajaran baru. Penerbangan pagi jam 09.35 dengan maskapai penerbangan terbaik di Indonesia dan katanya termahal diantara maskapai lainnya mengantarkan saya dan rombongan menuju Bumi Sriwijaya (Palembang, Sumatera Selatan). Kebetulan saya tidak sendiri pergi ke Palembang. Saya bersama rombongan terdiri dari 4 orang, dua diantaranya dosen dan satu lagi orang kantor. Tujuan kami ke Palembang untuk melakukan supervisi ke petani binaan dan proses pengambilan data. Memang ini bukan agenda wisata atau jalan-jalan. Ini merupakan bagian dari kegiatan penelitian dosen saya. Jadi sebenarnya ini adalah perjalanan dinas. Saya berada di Palembang selama satu minggu sedangkan dua dosen dan satu orang kantor tersebut hanya dua hari saja di Palembang.

Penerbangan dari Jakarta menuju Palembang menempuh waktu kurang lebih 45 menit. Sekitar pukul 10.30, kami telah mendarat di Bandara Sultan Badaruddin II di Palembang. Kesan pertama yang muncul ketika menginjakkan kaki pertama kalinya di Palembang ini adalah “PANAS”. Entah kenapa saya merasa cuaca di Palembang ini lebih panas daripada Bogor. Seminggu di Palembang ini telah berhasil membuat kulit wajah saya tampak lebih hitam.

Di beberapa daerah di Palembang ini saya masih banyak melihat lahan-lahan terlantar yang tidak digunakan. Lahan tersebut banyak ditumbuhi semak belukar dan cukup luas. Ternyata sebagian besar dari lahan tersebut merupakan lahan rawa. Karakteristik lahan rawa ini masih sangat labil. Saya juga menemukan pembangunan perumahan yang dihentikan karena struktur tanah yang labil. Tanah yang labil ini menyebabkan beberapa pondasi bangunan tenggelam dan menyebabkan bangunan rumah juga ikut turun. Di Palembang ini, saya juga masih banyak menemukan rumah panggung yang terbuat dari kayu berdiri di pinggir jalan besar. Beberapa lahan yang produktif digunakan sebagai perkebunan karet atau kelapa sawit.

Sarana transportasi untuk daerah Kota Palembang sudah bagus. Kondisi jalan juga masih bagus tetapi di beberapa daerah di luar Kota Palembang, kondisi jalannya banyak yang rusak karena kondisi tanah yang labil dan banyak dilalui mobil bermuatan besar seperti truk dan bis. Transportasi umum juga beragam mulai dari becak, ojeg, angkot, taxi dan bis semua telah tersedia. Bahkan di Kota Palembang juga telah terdapat bis Trans Musi mirip dengan Trans Jakarta yang melayani berbagai rute di Palembang. Untuk menggunakan Trans Musi ini, setiap penumpang diwajibkan memiliki kartu Trans Musi yang dapat digunakan untuk seterusnya dengan cara isi ulang. 

Pernah saya bingung ketika akan pulang menuju penginapan dengan menggunakan angkot. Waktu itu saya pulang sekitar pukul 18.30. Di jam tersebut ternyata bis umum yang menuju ke tempat penginapan saya sudah tidak ada. Akhirnya saya pun mencoba mencari angkot yang menuju jembatan ampera. Saya ingat informasi dari teman saya kalau pusat berkumpulnya angkot ada di bawah jembatan ampera. Diantara mobil-mobil pribadi yang berlalu-lalang, saya bersyukur masih bisa menemukan angkot menuju Ampera. Di angkot warna merah yang menuju ampera tersebut, saya merupakan penumpang satu-satunya dalam angkot tersebut. Saya duduk di depan samping sopir. Selama di perjalanan sopir tersebut berbicara menggunakan bahasa Palembang dan saya sebagai orang Jawa tidak tahu menahu soal bahasa Palembang. Saya pun hanya bisa menimpali dengan kata “ya” dan sesekali mengeluarkan tawa kecil, padahal saya tidak tahu apa yang dibicarakan supir angkot itu. Tidak berapa lama saya sampai di Ampera. Dan benar saja, banyak angkot disana tetapi naasnya tak ada juga angkot yang rutenya menuju penginapan saya. Terpaksa saya pun menggunakan ojeg ke tempat penginapan saya.

Bagi para wisatawan, ada banyak penginapan yang dapat digunakan. Mulai dari yang murah hingga yang berkelas. Tarif termurahnya mulai dari Rp 200.000/hari hingga Jutaan per malam tergantung kelas mana yang anda pilih. Saya menginap di salah satu hotel di daerah Bukit Besak dekat dengan kampus UNSRI Kota Palembang.

Saya juga tak melewatkan mengunjungi salah satu ikon Kota Palembang yaitu Jembatan Ampera. Jembatan ini membentang di atas sungai Musi. Saya berkunjung di Jembatan Ampera ini pada sore hari dan sudah banyak terlihat orang-orang sedang menikmati suasana senja di sana. Sepertinya malam hari adalah waktu yang tepat berkunjung di Jembatan Ampera karena dapat menikmati indahnya gemerlap lampu hias yang terpasang di Jembatan.

Tempat-tempat kuliner banyak tersedia di pinggir jalan mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran. Tempat-tempat makan tersebut menyediakan makanan khas Palembang seperti pempek, pindang ikan patin dan sebagainya. Tetapi tidak hanya kuliner khas Palembang, saya juga menjumpai beberapa kuliner lain khas daerah lain seperti sate ayam, nasi goreng, soto, dan sebagainya. Harganya cukup terjangkau berkisar dari Rp 10.000 per sekali makan.

Beberapa Tips yang mungkin bisa saya berikan kepada Anda yang berniat berwisata ke Palembang:


  1. Bawalah Topi atau penutup kepala, jaket, dan sun block jika ingin kulit anda tidak menghitam. Kondisi matahari yang menyengat bisa menyebabkan kilit anda menjadi gelap.
  2. Bertanyalah kepada orang yang menurut anda dapat dipercaya misalnya Polisi atau Security ketika Anda tersesat. Jangan sembarangan bertanya kepada orang kerena bisa saja Anda ditipu oleh orang.
  3. Selalu menjaga diri dan usahakan jangan pulang sendirian ketika hari telah malam atau hindari pulang terlalu malam karena menurut warga masyarakat banyak terjadi tindakan penodongan dan perampokan pada malam hari terutama di tempat sepi.
  4. Penting untuk mengetahui nama daerah tujuan atau minimal nama jalan ketika hendak bepergian menggunakan angkutan umum supaya tidak tersesat atau salah naik angkutan.
  5. Tidak semua angkutan umum memiliki jam operasional yang sama jadi Anda bisa menanyakan jam operasional kendaraan tersebut kepada sopir atau keneknya.
  6. Selalu menjaga sopan santun dan berperilaku baik ketika dimanapun anda berada.

Untungnya di Pelembang ini saya menemukan dua orang teman sekelas saya sewaktu kuliah. Mereka adalah Kiki dan Rara. Mereka berdua merupakan warga asli Palembang dan semenjak setelah wisuda mereka kembali dan menetap di Palembang. Berkat bantuan mereka berdua saya bisa menjelajah di Kota Pelembang. Merupakan suatu pengalaman yang luar biasa saya bisa berkunjung ke Palembang. Semoga dilain waktu bisa berkunjung ke Palembang lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Putih Abu-Abu


Putih Abu-Abu

Setelah bingung mau nulis apa, eh ada ide untuk bercerita tentang masa-masa SMA. Delapan tahun yang lalu saya diterima di salah satu SMA di kota Madiun di Jawa Timur. Yap, saya diterima di SMA Negeri 1 Kota Madiun atau yang biasa disebut SMASA (singkatan dari nama sekolah) pada tahun 2005. Proses pendaftaraanya cukup rumit dan penuh kompetisi karena saya berasal dari SMP Kabupaten, jadi jatah kursi di SMA Kota sangat terbatas. Tapi, Alhamdulillah dengan nilai UAN SMP yang saya peroleh dapat mengantarkan saya masuk ke SMA N 1 Madiun. Awalnya saya tidak ada rencana untuk masuk ke SMA ini, akan tetapi entah kenapa saya seperti sudah dituntun untuk masuk ke sekolah ini yang notabene juga bekas sekolah bapak saya. Saya pun tidak pernah menyesal masuk di sekolah ini.


(1) Logo SMAN 1 Madiun
Ada beberapa fakta menarik di sekolah SMA N 1 Madiun ini yang mungkin tidak ada di sekolah lain. Let’s cekidot!!!!

1. Jam masuk paling awal (Paling Pagi)

Jam masuk sekolah di SMA ini adalah jam 06.30 WIB dan itu tepat gak lebih dan gak kurang. Di saat teman-teman dari sekolah lain masih dengan santainya menyantap sarapan di rumah, saya dan teman-teman saya sudah harus mengikuti pelajaran di kelas. Jarak tempuh dari rumah saya ke sekolah sekitar 30 menit jadi paling tidak saya harus berangkat pukul 6 pagi.

Ada enak ada enggaknya sih tapi ada banyak manfaat yang bisa diperoleh, pertama: dapat melatih bangun pagi, kedua: udaranya masih segar dan belum terlalu panas, dan ketiga (the most important thing) : menghindari kepadatan lalu lintas.

2. Disiplin sangat ketat

Disiplin di sekolah ini sangat ketat ditambah lagi dengan adanya tim tata tertib (Tatib) yang sadis parah. Yang sering dilakukan oleh Tim Tatib ini adalah razia rambut untuk cowok. Tim Tatib ini tak segan-segan menggunting rambut siswa yang tidak rapi. Pada saat upacara bendera pun seakan-akan menjadi mangsa empuk bagi Tim Tatib kalau ada siswa yang tidak berpakaian lengkap sesuai aturan. Dimanapun anda bersembunyi, pasti tim tatib akan menemukan anda. Tapi untuk penggunaan sepatu hanya diwajibkan bewarna hitam pada hari senin saja sedangkan selain hari senin diperbolehkan menggunakan sepatu kets warna apapun. Yang wajib ada setiap hari yaitu dasi.

3. Sistem Poin

Mungkin sistem poin ini ada di setiap sekolah namun disini lebih sadis. Setiap pelanggaran yang tertera dalam buku saku siswa terkena poin pelanggaran. Penetapan poin kesalahan ini berdasarkan berat atau tidaknya pelanggaran dan sudah tertera secara lengkap di buku saku tersebut termasuk bentuk pelanggarannya. Poin kesalahan paling ringan bernilai 3 poin dan yang palin berat 30 poin. Dalam satu tahun, poin kesalahan yang diperoleh maksimal 30 poin. Lewat dari batas tersebut, siswa terancam DO (drop out). Poin tersebut akan hangus untuk tahun berikutnya. Untuk keterlambatan saja memperoleh 3 poin, jadi 10 kali terlambat saja sudah dipastikan anda dalam bahaya.
Buku Saku

4. Fasilitas

Dari segi fasilitas, SMASA cukup lengkap. Fasilitas aula, laboratorium (fisika, kimia dan biologi, komputer), perpustakaan, mushola, ruang audio visual, dan fasilitas lainnya sudah tersedia dengan baik. Bahkan setiap kelas dilengkapi dengan televisi dan DVD player. Inilah yang menyenangkan karena ketika jam istirahat atau jam kosong, saya dan teman-teman dapat memanfaatkannya untuk memutar MP3 atau nonton Film.

Kegiatan ekstrakurikulernya juga tak kalah seru. Ada banyak ekstrakurikuler yang bisa diikuti mulai dari seni, olahraga, kerohanian, akademik, dan OSIS tentunya. Dulu sih tim basketnya terkenal dimana-mana karena sering meraih juara. Ada juga Marching Band yang tak kalah kerennya.

5. Moving Class

Sejak tahun ke dua saya di SMA, SMASA telah menerapkan moving class. Setiap mata pelajaran memiliki ruang masing-masing, jadi kegiatan belajar tidak dilakukan pada satu ruang yang sama dalam satu hari tetapi dapat berpindah-pindah sesuai dengan kelas mata pelajaran. Sistem ini lebih mirip seperti perkuliahan di Universitas karena ruang belajar berpindah-pindah. Dengan sistem ini, kita tidak kaget lagi ketika masuk ke jenjang perguruan tinggi.

Hal yang paling seru adalah ketika ujian baik ujan harian maupun ujian semester. Karena ruangan yang berpindah-pindah dan tempat duduk sesuka hati, sering kali terjadi balapan liar antar siswa untuk memperebutkan posisi tempat duduk terbaik di ruang ujian. Tempat duduk barisan tengah ke belakang merupakan sasaran utama ketika ujian. Yah, siapa cepat dia yang dapat.

6. Sholat Jum’at dan Sholat Tarawih

SMASA selalu rutin mengadakan sholat jumat di sekolah bertempat di aula sekolah. Ada kelas yang wajib mengikuti sholat jumat di sekolah yang digilir setiap minggunya. Ketika sholat jumat ini dibagikan kupon sholat jumat yang wajib diserahkan kepada guru agama sebagai bagian dari penilaian mata pelajaran agama islam. Ada minimal kupon yang harus di serahkan kepada guru agama tersebut tetapi jumlahnya saya lupa berapa persisnya. Sholat jumat ini tidak hanya diikuti oleh siswa laki-laki saja tetapi banyak juga siswa perempuan yang mengikuti sholat jumat dan juga para guru.

Selain sholat Jumat rutin diselengarakan di sekolah, pada bulan puasa juga diadakan sholat tarawih di sekolah. Sama halnya dengan sholat jumat tersebut, sholat tarawih ini juga sudah terjadwal untuk setiap kelas dan sudah pasti masuk penilaian mata pelajaran agama islam.

7. Gedung Sekolah dan Halaman Sekolah

SMASA memiliki gedung utama yang terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 digunakan untuk kantor kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dan ruang kelas untuk kelas XII. Lantai dua untuk ruang kelas kelas X dan lantai 3 untuk aula, lab komputer dan lab bahasa. Gedung utama ini merupakan gedung tua karena sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Halaman depan SMASA sangat luas dan sangat rindang. Di halaman ini ditumbuhi banyak pohon cemara dengan pohon tang tinggi dan daun yang lebat sehingga membuat suasana nyaman dan rindang. Pohon cemara ini juga sudah berumur puluhan tahun. Gedung dan Pohon Cemara ini merupakan ikonik dari SMASA.

Itulah kondisi SMASA tahun 2005-2008, mungkin SMASA yang sekarang jauh lebih baik daripada yang dulu. Sudah lama tidak lagi ke SMASA,, semoga lain waktu ada kesempatan untuk mengunjungi Sekolah Almamter saya itu.

Sumber gambar :


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS