Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Jajanan Jaman SD



Jajanan Jadul

Masih ingatkah Anda dengan makanan ringan apa saja yang anda beli di sekolah dasar ataupun di beli di warung dekat rumah ketika sepulang sekolah??? Mungkin generasi tahun 90-an sudah tidak asing dengan makanan ringan seperti “Anak Mas” atau “Mie Krip-Krip”. Kedua makanan ringan tersebut merupakan makanan yang sempat tenar dimasa tahun 90-an waktu Anda maupun saya masih duduk di sekolah dasar. Masih banyak lagi makanan ringan lainnya yang sering kita jumpai waktu sekolah dasar. Nah berikut ini saya akan menunjukkan beberapa makanan ringan yang pernah saya temui waktu SD. Mungkin beberapa diantaranya saat ini sudah sangat sulit untuk dicari.

1. Anak Mas

Snack mie dengan pelengkap bumbu di dalamnya mungkin merupakan snack favorit anak-anak pada saat itu. Mienya yang renyah dan bumbunya yang rasanya pas membuat mie anak mas ini banyak dicari. Sebelum dimakan, kita remas dulu mienya kemudian kita taburkan bumbu yang sudah disediakan ke mie tersebut kemudian kita kocok dan siap untuk dimakan.

2. Boyki

Snack ini mirip dengan Anak Mas. Cara penyajiannya pun sama. Akan tetapi kalau tidak salah yang menjadi pembeda adalah warna mie pada Boyki ini bewarna kecoklatan sedangkan Anak Mas bewarna putih. Namun secara rasa boyki sama enaknya dengan Anak Mas.

3. Mie Gemez

Ini merupakan mie generasi terbaru setelah Anak Mas dan Boyki. Namun dari segi rasa agak berbeda dibandingkan dengan kedua mie pendahulunya tersebut. Menurut saya rasa mienya kurang pas dan bumbunya terlalu asin. Tapi mie ini tetap laku dipasaran karena ada hadiah langsung didalamnya.

4. Mie Remez

Snack ini seperti saudara kembarnya Mie Gemez. Dari rasa pun tidak jauh berbeda.

5. Mie Krip-Krip

Kalau mau makan mie ini sepertinya tidak mungkin hanya satu bungkus. Mie dengan bungkus yang imut ini dulu sangat mudah dijumpai di warung-warung kelontong.

6. Mie Lidi

Rasa pedasnya yang selangit dengan bentuk mie yang lurus seperti lidi ini dulu juga sempat banyak dijajakan. Walaupun banyak teman-teman saya yang sakit radang tenggorokan setelah makan mie ini tapi masih banyak juga yang membeli jajanan ini.

7. Chiki Balls

Snack ini masih ada sampai sekarang dengan varian rasa keju dan cokelat. Yang paling saya ingat dari snack ini adalah hadiah langsung yang ada di dalamnya berupa Tazoz.

8. Gulai Ayam

Snack ini hampir mirip dengan Chiki Bals namun bentuknya tidak terlalu bulat. Yang membuat unik snack ini adalah rasa gulai ayamnya.

9. Potato Tube

Snack rasa kentang ini berbentuk seperti pipa.

10. Kenji

Snack dengan ikon gambar koboi cilik ini merupakan snack dengan bentuk seperti jaring mirip dengan snack Taro

11. Tic Tic

Snack ini memiliki bentuk seperti stik korek api.

12. Twistko

Snack ini memiliki rasa jagung bakar. Di dalam bungkusnya ada hadiah langsung berupa penghapus warna-warni dengan bentuk yang lucu.

13. French Fries 2000

Snack rasa kentang ini hampir mirip dengan Potato Tube tetapi di dalam snack ini terdapat bumbu pelengkap yaitu berupa saus samabal sebagai saus cocolan untuk snack tersebut.

14. Coklat Jago

Coklat batangan dengan rasa yang enak dibungkus dengan kertas warna perak. Tapi sayangnya coklat ini sangat tipis.

15. Coklat Choyo-Choyo

Ini merupakan pasta coklat yang dikemas dalam cup kecil dan dimakan dengan menggunakan sendok kecil yang sudah tersedia dalam kemasan snack tersebut.

16. Wafer Superman

Ini juaranya wafer coklat. Wafer dengan dibalur cokelat ini mungkin generasi pendahulu dari wafer coklat Superstar yang ada pada saat ini.

17. Coklat Payung

Sudah pasti snack ini terbuat dari cokelat berbentuk kerucut sehingga mirip dengan payung yang sedang ditutup.

18. Nyam-Nyam

Stik biskuit yang enak dengan pelengkap coklat dalam satu wadah ini masih banyak kita jumpai dari dulu hingga sekarang.

19. Permen Rokok

Jika sekilas dilihat, permen ini mirip dengan batang rokok lengkap dengan bara api yang sedang menyala. Ini bukanlah rokok yang sedang menyala tetapi permen gula yang dibentuk menyerupai batang rokok dan dibungkus dengan kertas bergambar seperti rokok yang sedang menyala.

20. Dreamy Candy

Permen imut yang empuk ini memiliki banyak varian rasa tapi yang paling saya suka adalah rasa cola.

21. Pindy Mint

Siapa yang tidak tahu iklan permen dengan tagline “dingin...dingin... empuk” ini. Permen mint dengan tekstur empuk ini sudah jarang dijumpai saat ini.

22. Permen Susu

Ini merupakan permen susu dengan tekstur yang empuk.

23. Jagoan Neon

Begitu menghiasap permen lolipop ini maka lidah kita akan berwarna menjadi biru atau hijau.

24. Permen Strawberry

Permen imut dengan bentuk mirip tablet obat vitamin ini memiliki rasa strawberry yang sangat enak.

25. Pagoda Pastilles

Bentuknya kecil tapi rasa mintnya sangat luar biasa kuat antara rasa pedas dan pahit.

26. Milton

Permen mint manis ini memiliki bentuk segitiga dengan beberapa varian rasa.

27. Permen Karet Yosan

Kalau memakan permen karet ini jangan sampai dibuang bungkusnya. Di balik bungkusnya ada huruf-huruf Y-O-S-A-N. Apabila terkumpul huruf-huruf tersebut dan terbentuk kata YOSAN maka dapat ditukarkan dengan hadiah.

28. Permen Karet Lotte

Permen karet ini merupakan salah satu permen karet favorit saya apalagi yang rasa pisang.

29. Ajibon

Dulu makan nasi pake Ajibon ini saja sudah enak. Ajibon ini mirip dengan abon tapi memiliki rasa yang unik dan berbeda dengan abon daging.

30. Jamu Buyung Upik

Ini mungkin bukan snack tapi ini merupakan jamu tradisional dari ekstrak temulawak yang diolah menjadi serbuk sehingga dapat dikonsumsi dengan mudah. Jamu ini memiliki rasa yang manis dengan aroma temulawak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Agribisnis Akar Wangi



Peluang Bisnis Akar Wangi

Gambar 1. Tanaman Akar Wangi

Sepintas jika kita melihat gambar diatas yang muncul dalam pikiran kita adalah hanya rumput ilalang yang tumbuh subur di padang luas. Mungkin juga ada yang beranggapan itu merupakan tanaman serai. Akan tetapi, itu bukanlah rumput atau tanaman serai. Tanaman tersebut merupakan tanaman akar wangi. Akar wangi (Vetiveria zizanioides) merupakan jenis rerumputan yang dapat digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri. Penampakan fisiknya menyerupai rumput atau tanaman serai karena tumbuhan ini memang masih sekeluarga dengan serai atau padi.
Sesuai dengan namanya, bagian dari tanaman ini yang dimanfaatkan adalah akarnya. Akarnya yang dikeringkan secara tradisional dikenal sebagai pengharum lemari penyimpan pakaian atau barang-barang penting, seperti batik dan keris dan juga bahan pembuatan kerajinan seperti tas, cup lampu, dan taplak meja. Selain dikeringkan dan dimanfaatkan secara langsung, akar tanaman ini juga dapat diproses dengan penyulingan untuk menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri ini dapat digunakan sebagai bahan kosmetik seperti untuk parfum, obat-obatan, dan aroma terapi. Hasil penyulingan akar wangi dalam bentuk minyak atsiri ini juga merupakan salah satu komoditas ekspor yang sangat menjanjikan. Indonesia merupakan eksportir minyak akar wangi terbesar ke dua setelah Haiti. Peluang pasar untuk minyak atsiri dari akar wangi ini masih terbuka lebar mengingat posisi Indonesia hanya mampu memenuhi permintaan minyak akar wangi di dunia sebesar 50 ton/tahun dari total permintaan dunia sebesar 250 ton/tahun.
Tanaman akar wangi dapat dibudidayakan dengan baik di iklim tropis seperti di Indonesia ini. Tanaman akar wangi dapat tumbuh pada lahan dengan ketinggian 500-1500 m dpl dengan curah hujan 1500-2500 mm per tahun dan suhu udara lingkungan 17-270 C. Salah satu sentra budidaya akar wangi di Indonesia berada di Kabupaten Garut. Tanaman akar wangi ini menjadi salah satu tanaman unggulan Kabupaten Garut. Tak heran jika di Kabupaten Garut ini banyak dibudidayakan tanaman akar wangi. Usaha akar wangi ini telah menjadi bagian mata pencahariaan penduduk di Kabupaten Garut terutama untuk 5 kecamatan penghasil akar wangi terbesar yaitu di Kecamatan Samarang, Kecamatan Bayongbong, Kecamatan Cilawu, Kecamatan Pasir Wangi  dan Kecamatan Leles.
Salah satu usaha pembudidayaan dan penyulingan akar wangi di Kabupaten Garut berlokasi di kampung Lebok Pulus Jalan Raya Kamojang, Sukakarya Kecamatan Samarang. Pemilik dari usaha ini adalah Bapak H. Ede Kadarusman. Usaha akar wangi yang dibudidayakan oleh H. Ede di Daerah Garut Jawa Barat ini  menghasilkan produk utama yaitu akar wangi kering, minyak atsiri sebagai hasil penyulingan, dan menghasilkan produk turunan dari akar kering berupa kerajinan yaitu tas, tikar, taplak meja, dan bahan rajutan lainnya. Semua produk tersebut bernilai jual yang tinggi terutama minyak atsiri dari hasil penyulingan akar wangi.
Dalam melakukan kegiatan budidaya, H. Ede menggunakan lahan tak kurang dari 20 hektar. H. Ede menggunakan bibit akar wangi yang diimpor langsung dari Belanda. H. Ede sengaja mendatangkan bibit akar wangi dari Belanda untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas baik sehingga dapat menghasilkan minyak akar wangi dengan kualitas yang baik pula. Dari satu hektar lahan budidaya akar wangi milik H. Ede tersebut mampu menghasilkan akar basah sebesar 10-14 ton. Menurut H. Ede Perawatan budidaya tanaman akarwangi juga relatif lebih mudah seperti tanaman pada umumnya. Tetapi ada beberapa perlakuan khusus diantaranya dalam proses pemupukan tidak menggunakan urea karena urea dapat merangsang pertumbuhan daun sehingga pertumbuhan akar akan terbatas. Selain itu diperlukan juga kegiatan pemangkasan supaya pertumbuhan tanaman terkonsentrasi di akar. Tanaman akar wangi ini hampir sama dengan tanaman alang-alang yaitu relatif lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit sehingga pengendaliannya jarang dilakukan.
Umur panen tanaman akar wangi cukup singkat yaitu 8 bulan, namun untuk memperoleh jumlah akar yang maksimum dan mutu minyak yang tinggi maka pemanenan dilakukan setelah tanaman mencapai umur 14 bulan – 16 bulan. Pemanenan cukup mudah dengan cara mencangkul dan mencabut akar yang menempel di tanah. Bonggol dapat dipotong dengan alat pemotong secara manual dengan golok atau dengan menggunakan mesin pemotong (perajang). Bonggol ini dapat digunakan kembali sebagai bibit untuk musim tanam selanjutnya. Setelah dibersihkan dari tanah yang melekat pada akar maka selanjutnya akar tersebut dijemur hingga kering. Pengeringan dilakukan di atas lantai penjemur yang diberi alas tikar, atau bambu anyam dengan ketebalan 20-30 cm. Penjemuran dilakukan dari jam 09.00-14.00 dan dibolak-balik sebanyak 2-3 kali selama kurang lebih 2 hari. Penjemuran telah selesai jika menghasilkan akar wangi kering dengan kadar air 15%. Akar yang telah kering harus segera disuling supaya kadar minyak dalam akar tidak berkurang. Jika tidak segera disuling, akar wangi dikemas dalam karung plastik dan ditutup rapat, kemudian disimpan dengan cara ditumpuk dalam gudang yang tidak tembus cahaya matahari, tidak lembab, suhu 20-300C, dan letaknya jauh dari ketel suling.

Gambar 2. Akar Wangi Kering

Proses penyulingan juga masih menggunakan teknologi yang sederhana yaitu melelui proses destilasi dengan memanfaatkan hasil pembakaran akar wangi dalam ketel raksasa. Sebelum akar masuk dalam ketel, akar yang sudah kering harus dirajang terlebih dahulu. Tujuan perajangan akar adalah untuk mengurangi sifat kamba akar dan mempermudah keluarnya minyak dari dalam akar. Merajang akar wangi dapat dilakukan dengan golok atau dengan mesin khusus perajang akar, dengan panjang sekitar 10-15 cm. Akar setelah dirajang harus segera dimasukkan ke dalam ketel suling untuk menghindari penguapan minyak dari bagian akar yang dipotong. Kapasitas ketel bisa mencapai satu ton akar wangi kering. Ketel tersebut kemudian dibakar dengan temperatur tinggi bertekanan rendah. Gas panas hasil pembakaran tersebut kemudian dialirkan ke dalam pipa dan mengalami proses destilasi sehingga diperoleh uap berupa campuran minyak dan air. Campuran minyak dan air ini ditampung di bak penampung. Untuk memisahkan komponen minyak dan air ini diperlukan saringan. Setelah disaring untuk memisahkan air dan minyak maka diperolehlah minyak murni hasil penyulingan akar wangi. Akar wangi yang sudah dikeringkan memiliki rendemen sebesar 0,2-0,5 % sehingga setelah dilakukan proses penyulingan dalam 1 ton akar kering mampu menghasilkan 2-5 kg minyak atsiri.

Gambar 3. Ketel Penyulingan

Kualitas minyak atsiri yang dihasilkan belum tentu bisa mencapai kualitas premium yang dapat menembus pasar ekspor. Kualitas minyak atsiri yang dihasilkan dipengaruhi oleh kualitas tanaman. Selain itu, kualitas hasil penyulingan minyak atsiri dari akar wangi juga dipengaruhi oleh proses penyulingan. Proses destilasi dengan waktu singkat (12-13 jam) dengan menggunakan tekanan tinggi (5 bar) menghasilkan minyak yang keruh dengan wangi seperti masakan gosong, sedangkan proses destilasi dengan waktu yang lebih lama (18-20 jam) dengan tekanan rendah dibawah 2 bar mampu menghasilkan minyak atsiri yang bening dan wanginya lembut. Minyak yang seperti inilah yang banyak diminta pada pasar ekspor.

Gambar 4. Penyaringan Minyak

H Ede menjual akar wangi dalam bentuk akar basah, minyak atsiri dan kerajinan dari akar kering. Akar basah panen akar wangi dijual dengan harga Rp 2000-Rp 3000/kg. Sedangkan harga minyak atsiri bervariasi tergantung dengan kualitasnya. Untuk minyak dengan kualitas sedang harganya berkisar Rp 1.000.000,00/kg sedangkan minyak dengan kualitas yang baik harga berkisar Rp 1.700.000,00/kg. Harga produk turunan berupa kerajinan juga bervariasi dari puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah tergantung ukuran, desain, dan tingkat kesulitan pembuatan.

Gambar 5. Produk Kerajinan Akar Wangi

Daerah pemasaran untuk produk berupa akar kering yaitu kota-kota di Jawa dan Bali seperti Pekalongan, Semarang dan Denpasar. Permintaan di daerah tersebut cukup tinggi karena daerah tersebut merupakan pusat pembuatan kerajinan dan daerah tujuan wisata. Untuk  daerah pemasaran barang kerajinan, H. Ede memanfaatkan pasar lokal yaitu pasar pusat kerajinan di Rajapolah, Tasikmalaya dan menjualnya secara langsung di galerinya. Sedangkan untuk minyak atsiri semuanya diekspor ke beberapa Negara di Amerika, Eropa, dan Asia.
Pemanfaatan tanaman akar wangi tidak hanya sebatas pada akarnya saja tetapi limbah daun dan serat sisa penyulingan juga dapat dimanfaatkan. Pada saat pemanenan akar wangi hanya diambil bagian akarnya saja sedangkan daunnya tidak digunakan. Daun tersebut lantas tidak dibuang begitu saja melainkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan membuat pupuk hijau. Pupuk ini akan dipakai pada saat pengolahan tanah sebelum akar wangi ditanam. Akar wangi yang telah mengalami proses penyulingan menghasilkan limbah berupa serat akar. Serat akar ini dapt dimanfaatkan untuk pembuatan kerajinan seperti pembuatan cup lampu dan pot hias. Struktur serat yang mirip dengan akar pakis dapat dimanfaatkan untuk media tanam tanaman bunga seperti bunga anggrek.
Dapat dilihat bahwa produk akar wangi ini memiliki nilai ekonomi yang cukup baik sehingga berpotensi tinggi untuk dikembangkan di Indonesia. Peluang pasar untuk minyak atsiri dari akar wangi ini masih terbuka lebar mengingat posisi Indonesia hanya mampu memenuhi permintaan minyak akar wangi di dunia sebesar 50 ton/tahun dari total permintaan dunia sebesar 250 ton/tahun. Permintaan akan minyak atsiri dari akar wangi ini diprediksi akan semakin meningkat karena pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan industri yang sekin pesat. Minyak atsiri dari akar wangi yang dihasilkan oleh Indonesia merupakan terbaik kedua setelah negara Haiti. Daerah sentra akar wangi di Indonesia masih sedikit sehingga merupakan peluang yang sangat besar untuk memasuki dunia usaha yang serupa. Kondisi agroklimat di Indonesia sebagai negara tropis cocok untuk pembudidayaan tanaman ini. Produk minyak akar wangi memiliki nilai jual yang sangat tinggi sehingga mampu memberikan keuntungan bagi pengusaha akar wangi. Hampir semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan sehingga usaha akar wangi tidak hanya terfokus pada pembuatan minyak saja melainkan masih banyak usaha untuk pembuatan produk turunan akar wangi seperti aneka barang kerajinan.

Sumber:
Hasil Kunjungan Lapang (Fieldtrip) Mahasiswa Agribisnis FEM IPB tanggal 25-26 Januari 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS